Interface, antarmuka. Penghubung antara dua sistem atau alat. Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat terintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Interface ini, meliputi:
1. perangkat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, dan perangkat yang secara tidak langsung mengontrol perangkat lunak.
2. piranti input atau output
3. prosedur pemakaian perangkat.
Dalam terminologi perangkat lunak, interface bisa diartikan sebagai tampilan atau cara perangkat lunak bersangkutan berinteraksi dengan penggunanya. Sedangkan dalam terminologi perangkat keras, interface mengacu kepada standar yang digunakan oleh suatu peripheral tertentu untuk berhubungan dengan peripheral lainnya dalam satu sistem.
1.      Head Up Display System

Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer, sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.

2.      Tangible User Interface

Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.

3.      Computer Vision

Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.

4.      Browsing Audio Data
Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Jaringan video / audio metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut :
            Menjalankan sebuah program aplikasi komputer lokal untuk mendapatkan kode identifikasi yang     di
            disimpan dalam kamera IP
           Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS ( Dynamic Domain Name         Server)
           oleh program aplikasi           
           Mendapatkan kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IP     kamera
           compile ke layanan server melalui alamat server pribadi sehingga untuk mendapatkan         video /
           audio data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video / audio data  
           melalui internet.


5.      Speech Recognition

Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.

6.      Speech Synthesis

Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.


Sumber :
- http://en.wikipedia.org/
- http://zainuliman.blogspot.com/2009/11/fitur-pada-antarmuka-telematika.html
- http://www.total.or.id/info.php?kk=interface

Tampaknya akan ada percepatan program yang memang menjadi titik berat dalam kerangka teknologi informasi nasional, yakni e-government. Dalam aplikasi e government, orang cukup datang ke warnet untuk mengurus KTP.

Deputi Meneg PAN bidang Tatalaksana dan Pelayanan Publik, J.B. Kristiadi berpendapat masyarakat harus aktif untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai suatu kebutuhan hidup sehari-hari. "Kalau masyarakatnya tidak merasa hal ini sebagai kehidupan sehari-hari, ya.. teknologi informasi tidaklah akan berkembang," lanjut Kristiadi.
Menurut sekretaris Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) ini, ada sejumlah kegiatan pemerintah sehari-hari yang dapat didukung oleh telematika. Misalnya dalam hal pelayanan publik, pemberian informasi yang tepat, adanya pengurusan surat-surat izin melalui internet seperti KTP, paspor, dan SIM.
Registrasi kependudukan
Kristiadi mengemukakan, saat ini ada tim yang sedang melakukan studi mengenai penerapan electronic government (e-government) di Jerman. Tim ini nantinya akan mengaplikasikan e-government pada sistem registrasi kependudukan dan dokumentasinya, termasuk Kartu Tanda Penduduk Nasional (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan paspor.
Proyek besar yang melibatkan Kantor Meneg PAN bersama dengan Departemen Dalam Negeri, Kepolisian, Kependudukan, dan Imigrasi ini nantinya akan menerbitkan satu kartu standar dan baku untuk penduduk Indonenesia yang berlaku sepuluh tahun.
Dengan sistem ini, tiap penduduk dewasa Indonesia akan memiliki Nomor Induk Penduduk, dan diharapkan tidak ada  penduduk  yang memiliki lebih dari satu KTP seperti disinyalir banyak terjadi saat ini.
Kristiadi menjanjikan pada 2001 ini akan ada beberapa pilot project. Misalnya  untuk daerah Jakarta dan Tangerang yang dianggap sudah siap. Sementara untuk daerah-daerah lainnya, Kristiadi melihat bahwa Kantor Pengolah Data Elektronik (KPDE) yang ada di hampir tiap daerah dapat digunakan untuk tujuan-tujuan e-government ini.
Kristiadi berharap, nantinya pelayanan publik akan dilakukan lebih mudah dan efisien serta bebas calo. "Jadi nantinya Anda-Anda ini cukup datang ke warnet (warung internet) untuk memperpanjang KTP Anda," ujar Kristiadi.
Kristiadi mengingatkan keseluruhan tahapan e-government ini masih dalam tahapan awal atau penjajakan. Namun menurutnya, ia bertekad untuk mensukseskan  program e-government ini.
Perlu persiapan SDM
Untuk keperluan ini, Kristiadi mengemukakan bahwa nantinya tiap departemen, baik pusat maupun daerah, akan memerlukan IT Engineer  atau webmaster tersendiri guna keperluan pengelolaan sistem informasi dan website yang dimiliki.
Salah satu program untuk mencetak sumber daya manusia di bidang TI ini adalah program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan-Teknologi Informasi (SMK-TI). Saat ini, menurut pengamat Telematika Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, program SMK-TI yang sudah berjalan  berjumlah dua puluh empat.
Wigrantoro menyebutkan, sebagai bagian dari Gerakan Nasional Telematika (Genetika) ditargetkan akan ada 100 SMK-TI dan pada 2004 ditargetkan menjadi 300 SMK-TI di seluruh Indonesia. Dari pihak Direktur Pendidikan Menengah dan Kejuruan sendiri saat memiliki target awal yakni setiap SMK dapat mengakses internet.
E-government pada otonomi daerah
Banyak kalangan memperkirakan, otonomi daerah membawa konsekuensi perlunya pengelolaan informasin elektronik secara profesional agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelayanan publik.
Untuk kepentingan ini, Meneg PAN Ryaas Rasyid pernah mengemukakan penerapan e-government bagi Pemerintah Daerah, khususnya pemerintah kota dan kabupaten, akan memerlukan sarana dan prasarana jaringan komunikasi data yang tentunya sangat terkait dengan sumber pembiayaan.
Untuk itu, Ryaas mengharapkan Pemda dapat memaksimalkan penggunaan Sistem Komunikasi Departemen Dalam Negeri (Siskomdagri)  yang konon biaya pengelolaan perbulannya sebesar AS$8000. dana ini hanya digunakan untuk perngiriman fax.
Contoh sukses daerah yang menerapkan e-government ini antara lain adalah Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Takalar yang sistemnya dikembangkan dengan bekerja sama dengan Divisi RisTI Telkom. Sampai akhir 2000, Takalar sudah mencatat transaksi lebih dari 1.500 per bulan untuk transaksi seperti pengurusan akta kelahiran, KTP dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

Soft Skill adalah nama lain dari “Emotional Intelligence Quotient”, yang merupakan sejumlah kemampuan kepribadian yang dibutuhkan dalam hal mencari kerja dan kesuksesan dalam berorganisasi. Yang dimaksudkan dengan kemampuan soft skills diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi, etika, kemampuan berbicara dan berbahasa dan lainnya. Kini, kemampuan soft skills ini banyak dicari oleh perusahaan dan diharapkan dipenuhi persyaratannya oleh para pencari kerja.
Soft skills ini juga dinamakan dengan interpersonal skills, yang merupakan cakupan dari : kemampuan berpartisipasi dalam tim, kemampuan untuk mengajar, pelayanan, kemampuan untuk memimpin, negotiasi, toleransi dan motivasi.
Maka bisa dikatakan, secara umum, kemampuan soft skills terdiri atas :
1. Etika kerja yang positif
2. Tingkah laku yang baik
3. Keinginan untuk terus belajar dan berlatih
Semua ini bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian yang dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills :
1. Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2. Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
3. Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4. Berlatih menghadapi kritik
5. Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6. Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1. Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2. Menghargai orang lain
3. Belajar mendengarkan orang lain
4. Berkomunikasi dengan jelas
5. Penuhi diri dengan rasa humor
6. Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan. Daripada katakanlah seseorang yang pandai secara akademis,namun tidak mau menghargai orang lain.
Di era globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan pengertian masih menjadi faktor utama, yang menjadikan manusia tetap menjadi manusia yang sesungguhnya.

sumber : http://www.stkippasundan.ac.id/articles.php?article_id=10

Setiap manusia pasti tidak ada yang sempurna, bahkan dalam keseharian kita pasti ada kelakuan kita yang baik dan buruk.Untuk tugas bahasa indonesia saya harus mencari pendapat-pendapat dari teman-teman tentang saya, baik dari sisi positif dan negatifnya.Dan jawaban mereka bermacam-macam :

Dari sisi negatif :
- Sensitif
- Kadang ga jelas
- Kadang so tau,,hehe
- Cuek
- Belum bisa dewasa
- Gak tepat waktu klo janji

- Cepat tersinggung

Dari sisi positif :
- Baik
- Sabar
- Bisa diandelin jd kiper,,haha (klo maen futsal...)
- Kadang pinter..
- Ambisius
- Natural
- Enak di ajak ngobrol
- Rajin
- Setia kawan
- Ramah
- Bisa di ajak becanda..

Terima kasih banyak sudah mau membantu saya dalam mengerjakan tugas ini. Maaf kalau ada yang kurang baik dari sisi positif dan negatifnya. Semua pendapat kalian sangat bermanfaat bagi diri saya pribadi, karena saya dapat memperbaiki sisi-sisi negatif dan mempertahankan sisi-sisi positif saya sehingga bisa menjadi lebih baik.
Silahkan beri comment jika sudah mengenal saya dan yang belum juga bisa….!!!

“Waktu adalah pedang, potonglah ia sebelum ia memotongmu” (Al Hadits)

“Waktu adalah uang” (Peribahasa Barat)

Waktu, apa yang ada di pikiran anda??
Waktu harus bisa kita manfaatkan sebaik mungkin, walaupun hanya sedetik. Tanpa waktu kita tidak tahu aktifitas apa yang harus kita lakukan.
Setiap orang pasti menginginkan sesuatu yang baik kemudian hari dengan waktu kita bisa mendapatkan itu semua, kita berusaha dengan baik dengan belajar sampai dinyatakan lulus kuliah lalu kita bekerja keras banting tulang untuk masa depan dan akhirnya kita bisa merasakan hasilnya dikemudian hari.
Tanpa waktu kita tidak dapat meraih semua itu.

Yakinlah pada diri kita sendiri bila kita mampu mengatur waktu kita tidak akan merugi dikemudian hari dan kita termasuk orang-orang yang beruntung bila kita mampu memanfaatkan waktu.

Menurut saya kritikan adalah sebuah masukan yang mesti diperbaiki atau rubah untuk diri saya sendiri, dengan dikritik saya bisa mengetahui kekurangan apa yang ada pada diri saya yang mesti saya perbaiki atau rubah.
Biasanya saya menerima kritikan tersebut kalau menurut saya bisa merubah diri saya dan saya akan berfikir dua kali bila kritikan tersebut tidak masuk akal atau negatif.
Manusia pasti ada kekurangan, maka dari itu saya bersyukur apa yang sudah diberikan oleh Tuhan dan harus menutupi kekurangan kita dengan kelebihan yang kita punya tanpa merubah yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Ini bisa menjadi motivasi saya untuk berubah dari sebelumnya dan ada kata mutiara yang berbunyi  "Hari Ini Harus Lebih Baik Dari Hari Kemarin".

Kritik sering kali meninggalkan rasa tidak enak, baik pada si pemberi kritik ataupun penerimanya, Itu sebabnya, kritik harus disampaikan dengan cara efektif agar tidak menjadi ajang pelampiasan ego si pengritik, atau malah melukai perasaan si penerima kritik.
Seni penyampaian kritik yang benar hendaknya berupa kritik membangun untuk menolong orang yang dikritik melakukan tugas dengan lebih baik. Ada delapan hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan kritik.

  1. Berdua Saja

    Hindarkan mengritik seseorang di depan umum. Bahkan, usahakan tidak mengatakan kritikan tersebut bila ada satu saja orang lain di sekitar situ yang mungkin bisa mendengarnya. Karena, hal itu bisa melukai ego orang yang Anda kritik. Padahal, kalau Anda ingin kritikan itu berhasil, jangan membuat ego orang yang Anda kritik melawan. Prinsipnya, kritiklah seseorang di punggung umum, dan sampaikan pujian di muka umum.
  2. Awali dengan Pujian

    Kata-kata manis dalam bentuk pujian mempunyai pengaruh dalam menciptakan suasana yang bersahabat. Ini akan membuat orang yang akan dikritik merasa senang dan mengendorkan pertahanan dirinya. Pujian membuka pikiran orang terhadap kritik yang diberikan.
  3. Nothing’s Personal

    Kritiklah perbuatannya, bukan orangnya. Dengan begitu, Anda tak hanya menjaga perasaan orang yang Anda kritik, tapi juga menyelamatkan egonya. Selain mengarahkan kritik Anda pada perbuatannya, pada saat yang sama Anda bisa memberi pujian dan menguatkan egonya. Anda bisa mengatakan, “Saya tahu dari pengalaman yang lalu bahwa kesalahan ini tidak biasa terjadi pada diri Anda:”
  4. Berikan Jawabannya

    Ketika Anda memberi tahu orang lain tentang kesalahannya, Anda pun berkewajiban memberi tahu cara melakukan yang benar. Penekanan dari kritik Anda sesungguhnya bukan pada kesalahannya, tapi pada cara memperbaikinya dan menghindari kesalahan itu terulang kembali. Salah satu keluhan terbesar dari orang yang dikritik adalah “Saya tidak tahu apa yang diharapkan dari saya.”
  5. Jangan Menuntut

    Anda akan mendapat kerja sama lebih besar dengan cara meminta daripada menuntut orang yang Anda kritik. Kalimat, ”Bersediakah Anda memperbaikinya?” jauh terdengar lebih enak di telinga dan tak menimbulkan rasa kesal, ketimbang Anda mengatakan, “Kerjakan sekali lagi dan kali ini saya ingin Anda mengerjakannya dengan benar!” Anda akan mendapatkan banyak hal positif jika merangsang keinginan orang yang Anda kritik untuk berubah, daripada mengeluarkan perintah agar ia berubah.
  6. Tak Perlu Merembet

    Meminta perhatian atas suatu kesalahan hanya dapat dibenarkan satu kali. Maksudnya, kritiklah sekali saja. Dua kali tidak perlu, tiga kali sudah mengganggu. Ingatlah tujuan Anda mengkritik adalah untuk menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk memenangkan pertarungan ego. Bila Anda tergoda untuk mengungkit-ungkit masalah lama atau kesalahan yang sudah lewat dan sudah selesai, ingatlah bahwa cara yang Anda lakukan tidak efektif.
  7. Cara Bersahabat

    Persoalan belum tuntas jika belum diselesaikan dengan baik dan dengan cara bersahabat. Jangan biarkan persoalan menggantung dan baru dibahas lagi di kemudian hari. Selesaikanlah. Akhirilah dengan pernyataan, “Ok, sepertinya kita bisa ya, mengatasi persoalan ini. Anda pasti bisa, dan saya pasti membantu”. Atau, “Saya tahu saya bisa mengandalkan Anda.” Ini adalah aturan paling penting dari tujuh poin tadi.
  8. Diam

    Diam bukan berarti tidak berbuat, tetapi mengkritik perbuatan seseorang yang sudah berbagai cara/teknik untuk dikritik dan perbuatan seseorang itu tidak juga berubah.

    Sumber : http://mirianto.com/articles/seni-mengkritik-tanpa-membuat-orang-sakit-hati/

Sang Koruptor

Rumahmu mewah
Mobilmu keren
Tetapi hatipun gelisah
Semua itu bukan milikmu

Apakah dirimu bahagia
Kau korbankan orang banyak
Hanya untuk kesenangan semata

Sungguh rendah derajatmu
Kau tak pantas dihormati
Kau sang koruptor

Melalui perkembangan dan prestasi ilmu pengetahuan modern, manusia semakin meyakini bahwa ilmu pengetahuan telah dipegang kuat dalam menguraikan setiap eksistensi kehidupan yang ada di planet dan alam semesta kita ini.

Mari kita ingat-ingat kembali bahwa meskipun banyak fenomena di dunia telah dijelaskan secara ilmiah, namun tidak seluruh fenomena dapat diuraikan oleh ilmu pengetahuan saat ini.
Sebagai contoh, ilmu pengetahuan belum membabarkan jawaban pasti mengenai proses di mana alam semesta pada awalnya dibentuk. Juga belum dapat menjelaskan bentuk keyakinan terhadap agama. Melangkah ke dunia supranatural, ada manifestasi misterius yang tidak dapat dijelaskan secara masuk akal, karena metode ilmiah tidak dapat diterapkan untuk mengukur atau meneliti fenomena tersebut.
Marilah kita perhatikan beberapa fenomena, yang mengingatkan kita bahwa alam merupakan sebuah keajaiban dalam diri sendiri dan banyak hal hingga kini masih tetap misterius.

1. Efek Plasebo

Efek placebo telah menjadi teka-teki medis yang meyentuh pengaruh pikiran manusia terhadap kesehatan fisik dan penyembuhan. Ditemukan bahwa beberapa pasien dengan diberi obat yang diyakini efektif dapat menyembuhkan, sekalipun mereka hanya diberikan pil gula. Temuan ini telah membangkitkan penelitian dengan menggunakan uji coba double-blind untuk menghindari timbulnya harapan yang mempengaruhi efektifitas para peneliti dan orang yang dieksperimen.
Sayangnya, selama bertahun-tahun, efektifitas dan terukurnya efek placebo telah dianggap oleh ilmu pengetahuan tidak dapat diandalkan. Hal ini kemungkinan karena adanya keterbatasan metode ilmiah. Walaupun demikian, ada banyak kasus penyembuhan diri manusia secara fisik bahkan melampaui medis.

2. Indera Ke-enam

Lima indera; pengelihatan, pendengaran, pengecap, sentuhan dan penciuman yang membantu kita menjelajahi dunia fisik kita ini. Terdapat juga indera ke-enam, sebuah kekuatan batin dari persepsi yang dikenal sebagai intuisi. Kata intuisi berasal dari bahasa latin "intueri" yang berarti 'melihat ke dalam.' Intuisi merupakan kemampuan untuk mengetahui dan memahami tanpa menggunakan penalaran logis atau analisa. Hal ini umumnya bagi orang yang memiliki tingkat ketajaman tertentu.
Intuisi secara popular disebut juga "firasat atau perasaan" batin yang mengetahui tentang sesuatu maupun situasi tertentu tanpa diketahui sebelumnya. Menurut survei PRWeek/Burson-Marsteller CEO 2006, 62 persen para CEO cenderung membuat keputusan bisnis bedasarkan pada intuisi mereka dibandingkan dengan menggunakan analisa data.
Sebuah penelitian pada 2007 yang diterbitkan dalam Current Biology juga menemukan bahwa para partisipan, ketika tidak diberikan waktu untuk melihat dan hanya menggunakan intuisi, lebih akurat dalam memilih satu simbol ganjil diantara 650 simbol sama dibandingkan ketika mereka diberikan waktu 1,5 detik untuk melihat simbol-simbol tersebut.
Pakar filosofi Tiongkok kuno, Laozi, pernah berkata, "Kekuatan pemahaman intuisi akan melindungi anda dari bahaya hingga hari-hari terakhir anda." Albert Einstein juga berkata, "Satu-satunya suatu hal yang nyata berharga adalah intuisi."
Akan tetapi dari mana datangnya intuisi? Penelitian dari titik otak manusia menuju kelenjar pineal merupakan jawaban yang memungkinkan pada misteri ini. Rene Descartes (1596-1650), bapak filosofi modern, menyebut kelenjar pineal sebagai "pusat sukma." Pemikiran Timur kuno memandang intuisi berada di wilayah kelenjar pineal dan diyakini bahwa ia dapat menerima iluminasi dari jiwa dalam bentuk pengetahuan dan gagasan.

3. Pengalaman Menjelang Kematian

Ada sejumlah laporan berbagai pengalaman aneh yang dialami orang-orang menjelang kematian, seperti melintas pada terowongan dalam cahaya terang, bertemu dengan mereka yang sangat disayangi serta memiliki perasaan tenang dan damai.
Yang paling terkenal adalah pengalaman Dr. George Rodonaia, yang "memiliki pengalaman mati secara klinis" pada 1976 dan merupakan kasus paling ekstensif yang pernah tercatat. Pengalaman itu telah merubah Rodonaia, seorang ateis yang akhirnya ditahbiskan menjadi iman di Gereja Ortodok Timur. Pengalamannya merujuk kepada kita bahwa masih ada dunia lain di luar dunia fisik manusia.
Meskipun orang benar-benar telah melewati pengalaman ini, ilmu pengetahuan belum mampu memberikan penjelasan atas fenomena tersebut. Beberapa ilmuwan mencoba menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman menjelang kematian dapat dijelaskan sebagai akibat halusinasi dari otak yang terluka. Namun, hal itu tidak selalu terjadi pada mereka yang mengalami cedera otak, sehingga tidak ada teori ilmiah nyata dapat membabarkan baik penjelasan maupun alasan mengapa orang memiliki pengalaman ini dan mengapa mereka sering kali mengalam perubahan hidup.

4. UFO

Unidentified Flying Object (UFO) adalah istilah yang diciptakan Angkatan Udara AmerikaSerikat pada 1952, untuk mengklasifikasikan benda-benda yang tidak dapat diidentifikasi oleh ilmuwan setelah dilakukan penyelidikan. Dalam budaya popular, konsep UFO biasanya lebih diartikan pesawat luar angakasa alien.
UFO telah terlihat dan tercatat pada awal dinasti Song, di Tiongkok. Pada abad ke-11, ilmuwan dan Jenderal Shen Kuo (1031-1095), telah menulis dalam bukunya "Dream Pool Easy" (1088) tentang benda terbang berbentuk mutiara denga lampu interior menyilaukan, bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Kenneth Arnold, seorang pengusaha Amerika, dilaporkan telah melihat sembilan objek dengan cahaya terang, terbang melintasi gunung Rainier di negara bagian Washington pada 1947. Arnold menggambarkan obyek tersebut "seperti penggorengan" berbentuk lempeng. Penjabarannya memperoleh perhatian media terkemuka dan sangat menarik perhatian publik.
Sejak saat itu, penampakan UFO telah meningkat secara eksponensial. Fenomena UFO telah diperlajari dan diteliti oleh pemerintah maupun peneliti independen di seluruh dunia. Dr. Josef Allen Hynek (1910-1986) bekerja untuk Angkatan Udara Amerika Serikat guna menyelidiki penampakan UFO. Pada awalnya, Hynek sangat kritis, namun setelah memeriksa ratusan laporan UFO lebih dari tiga dekade, pendapatnya mulai berubah.
Dalam akhir karirnya, Hynek begitu vokal dalam mengungkapkan kekecewaannya pada metode sederhana, dimana sebagian ilmuwan enggan memandang UFO dan tidak dapat menjelaskannya.

5. Déjà Vu

Déjà vu, Perancis "yang pernah terlihat" adalah sensasi yang akrab dengan keangkeran pada suatu tempat atau peristiwa tertentu sebelumnya, karena ditemui untuk pertama kalinya. Orang-orang mungkin memiliki perasaan sangat aneh tentang sebuah penglihatan di depan mereka, seolah-olah telah terjadi sebelumnya. Namun mereka tahu bahwa itu merupakan sesuatu yang pertama kalinya mereka hadapi. Riset neurofisiologi telah mencoba menjelaskan pengalaman seperti anomali memori atau patologi otak maupun sebagai akibat dari efek samping obat.
Sebuah riset pada 2008 oleh psikolog Anne Cleary (http://cdp.sagepub.com/content/17/5/353.full), dieksplorasi bahwa déjà vu mungkin harus dilakukan dengan memori apresiasi. Sejumlah penjelasan alternatif mengasosiasikan déjà vu dengan ramalan, kenangan kehidupan masa lalu, clairvoyance maupun sebuah tanda mistis yang mengindikasikan pemenuhan kondisi yang telah ditentukan sebelumnya atau perjalanan hidup. Apapun penjelasannya, déjà vu tentu saja merupakan fenomena yang bersifat universal dengan kondisi manusia dan penyebab pokoknya masih misterius.

6. Mahluk Gaib

Menyinggung mahluk gaib pada cerita klasik oleh penulis seperti Homer dan Dante mengisyaratkan bahwa manusia dengan fenomena paranormal adalah umum dan terus bertahan. Kini, tempat angker seperti Whaley House di San Diego terdaftar sebagai atraksi wisata dan diklaim sebagai tempat penampakan berbagai mahluk gaib mengerikan.
Budaya popular sarat dengan film-film tentang mahluk gaib, namun ilmu konvensional mengarah pada pembersihan dari penjelasan fenomana seperti itu. Hanya para penyelidik yang ditempatkan di pinggiran komunitas ilmiah yang berusaha mengukur keabsahan kejadian tersebut.
Keberadaan mahluk gaib memiliki implikasi mendalam mengenai dimensi di luar dunia fisik kita dan kelanjutan jiwa manusia setelah kematian. Para penyelidik meneliti obyek ini dengan harapan, suatu hari misteri ini akan terpecahkan.

7. Lenyap Tanpa Dapat Dijelaskan

Ada sejumlah kasus aneh, di mana banyak orang lenyap tanpa jejak.
Seperti pada 1937, pilot Amelia Earhart dan navigator Frederick Noonan menghilang dengan pesawat Lockheed yang mereka terbangkan. Mereka sedang mendekati pulau Howland di Samudera Fasifik saat Penyelamat Pantai AS, Itasca, menerima pesan bahwa mereka kehabisan bahan bakar. Tidak lama kemudian komunikasi terputus dan Itasca tidak dapat menentukan di mana posisi Lockhead.
Segera setelah itu, Earhart dan Noonan mengirim pesan bahwa bahan bakar mereka hanya tersisa untuk setengah jam, tidak bisa melihat daratan dan setelah itu komunikasi mereka terputus. Mereka hanya dapat mendarat di air, namun setelah bertahun-tahun pencarian, baik penerbang maupun Lockheed tidak dapat ditemukan.
Dalam kasus seperti ini, meskipun ada upaya besar dari berbagai badan investigasi dengan menggunakan tekhnologi modern, kita masih gagal mengungkap jawaban konkret, apa yang telah terjadi pada mereka secara misterius.

8. Segi Tiga Bermuda

Segitiga Bermuda - Wilayah Samudera Atlantik antara Bermuda, Miami dan San Juan, Puerto Rica, di mana beberapa kapal dan sejumlah pesawat menghilang secara misterius - hal ini merupakan misteri besar di jaman modern pada planet kita.
Mereka yang selamat menceritakan tentang kisah perpindahan waktu, kekacauan instrumen navigasi, datangnya cahaya bola dari langit dan memburuknya cuaca secara tiba-tiba serta munculnya dinding kabut. Hal ini diceritakan oleh Frank Flyn pada 1956. Ia menggambarkan kabut itu sebagai "massa tak dikenal" yang menguras tenaga mesin setelah kapal mereka menembusnya.
Bruce Gernon Jr. juga pernah menghadapi kabut yang sama pada 1970. Kabut itu menyelimuti pesawatnya dan bermutasi menjadi satu dengan yang lain. Selama bertahun-tahu para ilmuwan bekerja keras untuk melenyapkan dugaan adanya misteri Segitiga Bermuda dengan mengatakan 'bukan misteri'. Namun mereka yang selamat dan secara langsung menghadapi peristiwa aneh itu, menyatakan dengan tegas bahwa apa yang terjadi di atas laut dan langit Segitiga Bermuda di luar pemahaman logis.

9. Bigfoot

Bigfoot merupakan salah satu makhluk paling legendaries dalam studi Cryptozoology. Bigfoot atau Saquatch seperti yang disebut di Amerika Utara, juga dikenal dengan nama Yeti atau Abominable Snowman di wilayah Nepal, Himalaya dan Tibet serta Yowei di Australia.
Pada 1951, pendaki gunung Eric Shipton telah mengabadikan jejak raksasa di Himalaya. Foto yang mengejutkan dunia itu telah mempopulerkan kisah tentang Bigfoot. Pada 1967, Roger Patterson dan Robert Gimlin berhasil mengabadikan apa yang mereka klaim sebagai Bigfoot. Rekaman mereka terkenal di seluruh dunia, yang kemudian banyak orang mencoba membuktikan keaslian dan ketidak asliannya.
Antropolog Grover Krantz tekah menguji film Patterson-Gimlin dan menyimpulkan bahwa itu merupakan rekaman asli dari makhluk raksasa yang tidak dikenal tersebut. Karena kurangnya bukti fisik Bigfoot, bagaimanapun juga, ilmu konvensional tidak menerima klaim keberadannya. Namun mitosnya sebagai penampakan tetap dilaporkan di seluruh dunia.

10. The Hum

Fenomena dengungan dengan frekwensi rendah dilaporkan telah terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Inggris Raya dan Eropa Utara. Suara yang tidak dapat didengar seluruh umat manusia itu dikenal secara sederhana sebagai "Hum" atau dengan nama wilayah bunyi itu dapat didengar, seperti Taos Hum (New Meksiko), Kokomo Hum (Indiana), Bristol Hum (Inggris), Largs Hum (Kanada).
Bagi mereka yang dapat merasakan, suara tersebut seringkali digambarkan sebagai gemuruh mesin diesel jarak jauh. Hal ini telah mengakibatkan penderitaan bagi beberapa orang, dengan efek samping yang merugikan fisik serta mengganggu kehidupan secara normal.
Badan-badan pemerintah di seluruh dunia telah menyelidiki sumber Hum tersebut. Di Amerika Serikat, investigasi diawali pada 1960-an. Pada 2003, Departemen Lingkungan Hidup dan Urasan Pangan Pedesaan Inggris telah menerbitkan laporan yang menganalisa frekwensi rendah-Hum dan dampaknya terhadap pengadu. Namun, hasil pasti menunjukkan sumber Hum tidak tetap, dan hingga kini The Hum masih menjadi misteri. (EpochTimes/sua)

Lima ragkaian kata dari artikel di atas :
1.karena metode ilmiah tidak dapat diterapkan untuk mengukur atau meneliti fenomena tersebut.
   Kalimat di atas mengandung proposisi disjungsif. Dimana untuk mengukur sebagai predikat 1 atau meneliti fenomena sebagai predikat 2.
2.kita perhatikan
   Kalimat di atas mengandung proposisi bentuk tunggal. Dimana kita sebagai predikat dan perhatikan sebagai subjek.
3.Lima indera; pengelihatan, pendengaran, pengecap, sentuhan dan penciuman
   Kalimat di atas mengandung proposisi majemuk karena memiliki satu subjek yaitu lima indera dan lebih dari satu predikat yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapa, sentuhan, dan penciuman.
4.Unidentified Flying Object (UFO) adalah istilah yang diciptakan Angkatan Udara AmerikaSerikat pada 1952.
Kalimat ini tidak termasuk kedalam proposisi karena hanya sebuah kalimat biasa.
5.Bigfoot atau Saquatch seperti yang disebut di Amerika Utara, juga dikenal dengan nama Yeti atau Abominable Snowman di wilayah Nepal, Himalaya dan Tibet serta Yowei di Australia.
Kalimat di atas mengandung proposisi disjungtif dimana bigfoot adalah predikat 1 atau saquatch adalah predikat 2.

Sumber : http://erabaru.net/iptek/55-iptek/12409-10-fenomena-yang-tidak-dapat-dijelaskan-secara-ilmiah-

Proposisi

Proposisi adalah suatu kalimat netral.
Jenis proposisi dibagi berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk : proposisi tunggal dan proposisi majemuk
2. Berdasarkan sifatnya : proposisi kategorial dan proposisi kondisional
3. Berdasarkan kualitas : proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negatif
4. Berdasarkan kuantitas : proposisi umum (universal) dan proposisi khusus (partikular)

1. Berdasarkan bentuk
- Proposisi Tunggal adalah proposisi yang memiliki satu subyek dan satu predikat.
Contoh :- Saya tersenyum.
    - Ayah masuk angin.
- Proposisi Majemuk adalah proposisi yang memiliki satu subyek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :- Ibu mencuci baju dan memasak di dapur.
    - Obama pernah sekolah dan tinggal di Indonesia.

2. Berdasarkan sifatnya
- Proposisi Kategorial adalah proposisi yang dimana hubungan subyek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh :- Semua makhluk mamalia melahirkan.
    - Setiap mobil mempunyai roda.
- Proposisi Kondisional adalah proposisi yang dimana hubungan subyek dan predikatnya membutuhkan persyaratan tertentu.
Contoh :- Jika saya sakit, saya akan pergi ke dokter.
    - Jika saya butuh obat, saya akan ke apotik.
Proposisi kondisional dibagi lagi menjadi dua :
• Hipotesis
• Disjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat yang merupakan alternative.
Contoh :- Siti janda atau gadis.
    - Habibi mahasiswa atau tukang ojek.

3. Berdasarkan kualitas
- Proposisi Positif (Afirmatif) adalah proposisi dimana predikat membenarkan subyek.
Contoh :- Semua dokter adalah orang pintar.
    - Semua manusia pasti mati.
- Proposisi Negatif adalah proposisi dimana predikat tidak mendukung subyek.
Contoh :- Tidak satupun tumbuhan memiliki kaki.

4. Berdasarkan kuantitas
- Proposisi Umum (Universal) adalah proposisi dimana predikat mendukung atau mengingkari semua subyek.
Contoh :- Semua manusia orang memiliki orang tua.
- Proposisi Khusus (Partikular) adalah proposisi dimana pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat.
Contoh :- Sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.

Paragraf deduktif
Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Paragraf induktif:
Kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional
Paragraf Deduktif-Induktif
Kalimat Utamanya terdapat pada awal paragraph, dan ai akhir juga ada loh….
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.

Pantun Melayu

Berapa ramaikah masyarakat Melayu tahu mengenai Pantun? Rata-rata masyarakat Melayu mengetahui bahawa Pantun adalah salah satu puisi lama Melayu dan Pantun juga selalu digunakan dalam majlis-majlis keramaian termasuk perkahwinan semasa proses meminang.

Tetapi sejauh manakah masyarakat Melayu tahu berpantun? Boleh berfikir dan berpantun secara spontan? Berapa ramaikah yang tahu garis panduan membentuk sebuah Pantun yang baik? Penulis percaya ramai yang masih sayangkan Pantun Melayu dan masih ramai lagi generasi kita tahu berpantun. Tetapi penulis percaya untuk melahirkan sebuah Pantun yang baik, masih ramai lagi yang kurang arif.

Penulis pernah mengupas Pantun Melayu dengan panjang lebar dalam sebuah artikel sebelum ini. Secara kesimpulannya, untuk membuat sebuah Pantun yang baik, syarat-syarat di bawah harus dipatuhi.
1. Jenis Pantun: 2, 4, 6, 8, 10, 12 kerat dan Pantun berkait.
2. Rima: rima akhir baris pertama sama dengan rima akhir baris ke-3, manakala rima akhir baris ke-2 sama dengan rima akhir baris ke-4.
3. Mempunyai pembayang maksud dan maksud: 2 baris pertama dinamakan pembayang maksud, manakala 2 baris terakhir dinamakan maksud.
4. Empat baris serangkap. Setiap baris, 3 hingga 4 patah perkataan, mengandungi 8 hingga 12 suku kata.
Contoh Pantun 4 kerat
Yang kurik itu kendi (Pembayang maksud 1)
Yang merak itu saga (Pembayang maksud 2)
Yang baik itu budi (Maksud 1)
Yang indah itu bahasa (Maksud 2)
Penjelasan
1. Pembaca boleh memikirkan Maksud atau Pembayang Maksud sebelum menghasilkan sebuah Pantun. Contohnya,
Yang baik itu budi (Maksud 1- 4 patah perkataan dan 7 suku kata)
Yang indah itu bahasa (Maksud 2 – 4 patah perkataan dan 8 suku kata)
Kemudian, barulah pembaca memikirkan pula Pembayang Maksud. Harus diingat untuk menghasilkan pembayang maksud harus menjurus kepada beberapa petua. Pembaca harus kreatif dan berfikiran terbuka. Harus banyak membaca dan kaya dengan kosa kata… barulah boleh berfikir secara kreatif dan spontan. Bab ini, kadang-kadang penulis juga buntu memikirkan perkataan yang sesuai dan mempunyai hubung kait antara satu sama lain serta mempunyai maksud yang ingin di sampaikan. Antara petua yang digunakan ialah perkataan harus menjurus kepada alam dan benda di sekeliling kita. Contoh pantun seperti,
Pisang Emas dibawa belayar (Pisang Emas: makanan/benda)
Masak sebiji di atas peti (Tempoh yang lama sehingga pisang masak)
2. Boleh juga mengilhamkan pembayang maksud dahulu sebelum maksud. Contohnya dalam pantun 2 kerat,
Gendang gendut tali kecapi (Pembayang Maksud – 4 patah perkataan dan 9 suku kata)
Kenyang perut suka hati (Maksud – 4 patah perkataan dan 8 suku kata)
3. Setiap baris harus tidak lari dari 4 patah perkataan dan 8 hingga 12 suku kata, seperti contoh di atas.
Bagaimana pula dengan pantun 2 kerat ini…. “Siakap senohong gelama ikan duri, bercakap bohong lama-lama mencuri”..
Pantun di atas mempunyai 5 patah perkataan dan 13 suku kata pada pembayang maksudnya. Pantun ini lari dari syarat pantun dan boleh dianggap sumbang.
Secara kesimpulannya, menghasilkan sebuah Pantun yang baik memerlukan daya fikiran kreatif dan kaya dengan perbendaharaan kata. Barulah Pantun yang dihasilkan sedap didengar dan bermutu. Seandainya kita boleh bercakap dalam bahasa Pantun setiap hari, alangkahkah indahnya.

Apa Itu Peribahasa??

Dalam sebuah sinetron yang ditayangkan stasiun teve swasta (8/12/05), terdapat adegan di mana tokoh utamanya (seorang direktur perusahaan) sedang bertengkar dengan isterinya, karena ia ingin membantu usaha adiknya yang hampir bangkrut. Hal itu dimaksudkan sebagai balas jasa, karena dulu dirinya juga pernah dibantu ketika perusahaannya sedang mengalami masalah. Untuk memperkuat argumentasinya, ia mengutip peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Sang isteri yang tetap tak menyetujui rencana itu tiba-tiba menyergah dengan sengit. “Kuna, ah! Ngapain pake peribahasa segala?” Pernyataan istri si pengusaha yang berasal dari keluarga kaya dan dibesarkan pada budaya metropolis itu sungguh mengejutkan. Benarkah untuk kalangan mereka peribahasa (kata-kata mutiara) sudah terbilang kuna? Ketinggalan zaman, dan tak relevan lagi dijadikan pedoman moral, maupun sikap perilaku di masa kini?

Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia (ESI) terdapat salah satu entri yang menjelaskan pengertian tentang peribahasa (hal. 614). Yaitu, 1) ungkapan ringkas padat berisi kebenaran yang wajar, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku, 2) ungkapan pendek yang mengandung aturan tingkah laku sebagai prinsip hidup. Contoh: a) malu bertanya sesat di jalan; b) bermain air basah, bermain api terbakar. Mengapa peribahasa dimasukkan ke dalam ESI, tentulah karena pakar bahasa dan sastra lebih menilai dari wujud fisiknya, sebagai kreasi seni kebahasaan yang mengandung arti kiasan, di dalamnya termasuk kata atau frasa, perumpamaan, tamsil atau ibarat, pepatah dan petitih.

Sedangkan dari sisi antropologis, ditinjau dari isinya (pesan/makna) peribahasa juga merupakan salah satu wujud hasil karya budaya manusia (para cerdik pandai, empu, pujangga, wali, raja, datu) yang berakar pada agama, dan kepercayaan mereka yang memuat ide atau gagasan, norma, serta dipujikan untuk pedoman moral dan pola perilaku komunitasnya. Maka, tak mengherankan jika para antropolog sering mengangkat fenomena peribahasa dalam kajiannya. Untuk sekadar contoh, dalam buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (editor Koentjaraningrat) disisipkan sejumlah peribahasa daerah Nusantara. Seperti: “Si tou timou tumou tou” (Minahasa) yang artinya: seorang manusia menjadi manusia dalam peranannya menghidupkan manusia lain. “Lamun nyiar jodo kudu kanu sawaja sabeusi” (Sunda), artinya: mencari jodoh harus yang sesuai dan cocok dalam segala hal. “Siri’ emmi rionrowang ri-lino” (Bugis), artinya: hanya untuk siri’ (martabat/identitas sosial) itu sajalah kita tinggal di dunia. “Nrima ing pandum” (Jawa), artinya: menerima dengan ikhlas (pasrah) seberapa pun perolehan (pembagian) rezeki yang didapatnya.

Meskipun jarang diangkat ke dalam wacana nasional, setiap suku bangsa sesungguhnya memiliki banyak peribahasa yang langsung maupun tak langsung menjadi pedoman hidup keseharian di samping agama dan kepercayaan mereka. Oleh karena itu contoh peribahasa di atas tak bisa dibilang “kuna”, dan tetap relevan untuk diaplikasikan atau diimplementasikan ke alam budaya kekinian. Antara lain, karena pesan yang disampaikan memiliki nilai universal yang tak terbatas oleh ruang dan waktu. Artinya, nilai-nilai tersebut dapat dengan mudah diterima secara nalar oleh masyarakat di luar suku bangsa tadi, serta dengan gamblang memberikan semacam ancer-ancer dalam membangun sikap perilaku serta pemahaman terhadap berbagai substansi permasalahan kemanusiaan di Indonesia.

Dalam konteks kekinian, misalnya mengenai kritik, peribahasa Riau sudah mengatakan: “Dongekan uang memboi pendapat, lidah uang jangan dikoat” (dengarkan orang beri pendapat, lidah orang jangan dikerat). Sebab, pada hakikatnya kritik sangat diperlukan, dan alangkah baiknya siapa pun mau menerima teguran (kritik) sebelum terlambat. Seperti diingatkan pepatah dari Bolaang Mongondoow: “Manikabi-kabi lumbe-lumbean tompot kon kudu panangkitan tonga, dika lumbe-lumbean kon kudu in dagat” (lebih baik diayun-ayunkan angin dipuncak pohon tinggi, tetapi jangan di lautan). Sedangkan bagaimana membuat dan menyampaikan kritik, pepatah lain dari Bolaang Mongondoow juga memberikan petunjuk: “No sinsil kon taigan” (melakukan potong serong pada kayu taigan tetapi tidak sampai putus). Kayu taigan adalah kayu yang batangnya lunak sehingga mudah dipotong. Maksudnya, membuat kritik harus menggunakan kata, cara, dan waktu yang tepat supaya berhasil dan yang dikritik tidak sakit hati (tersinggung) serta mengakibatkan putusnya hubungan mereka.

Mengenai bahaya “pornografi dan pornoaksi” yang (konon) mendorong banyak orang berbuat amoral, peribahasa Riau sudah mengingatkan:“Di dalam mato banyak yang jaat, di dalam seleo banyak yang cacat” (di dalam mata banyak yang jahat, di dalam selera banyak yang cacat). Di mana akibatnya pun sudah diisyaratkan: “Kono asik lupo kan asal, kono mabuk lupo kan dii” (karena asyik lupa akan asal, karena mabuk lupa akan diri). Sementara munculnya berbagai kasus pemerkosaan dan pelecehan terhadap wanita, semua fihak perlu merenungkan peribahasa Batak ini: “Sala ma uli sala ma denggan songon sanggar di robean” (seperti pimping tumbuh di lereng bukit, salah karena kecantikannya). Maksudnya, kecantikan perempuan kerap kali memang mengakibatkan permasalahan atau malapetaka bagi dirinya.

Begitu mudahnya hal-hal buruk (seperti KKN, narkoba, malima) menular dalam masyarakat, peribahasa Jawa sudah menjelaskan: “Kebo gupak ajak-ajak” (kerbau penuh lumpur selesai untuk membajak ke mana pun pergi akan membuat kotor yang bersinggungan dengannya). Di Bali ada peribahasa: “Bajune putih yen barengang manting teken ane barak, amahina” (baju putih jika dicuci bersama yang merah, dilunturi). Proses keterpengaruh tersebut memang tidak serta-merta, namun pasti. Pertama, manusia tak pernah puas dengan apa yang diperolehnya. Sebagaimana peribahasa Riau: “Belobei tak ponah cukup, betambao tak ponah konyang” (berlebih tak pernah cukup, bertambah tak pernah kenyang). Kedua, akibat interaksi yang terus-menerus, seperti pepatah Sunda: “Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok” (tetes air yang terus-menerus ke batu, lambat laun akan membuat cekukan).

Tentang semangat kemandirian hidup maupun berusaha, peribahasa Madura telah menegaskan: “Bali’ daddiya cethagga olar kandhilis etembang daddi bunto’na olar biaso” (lebih baik jadi kepala ular kecil daripada buntut ular besar). Di Bugis terdapat: “Pura babbara’ sompekku, pura tangkisi’ golikku, ulebbirenni tellenngé nato’walié (layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang, lebih baik tenggelam daripada kembali). Di Banjar ada: “Haram manyarah waja sampai ka puting” (haram menyerah sebagaimana baja dari pangkal sampai ke ujung).

Pada aspek hukum, misalnya mengenai diberlakukan-nya hukuman mati di Indonesia, orang Talaud jelas-jelas tak menyetujui lewat peribahasa mereka “Manga hati natawe iyawulu” (hanya muka yang tidak bisa diubah). Menurut mereka, hati dan jiwa manusia bisa diubah, dididik, diperbaiki. Maka, sangatlah tidak manusiawi jika tak memberi kesempatan terhukum memperbaiki kesalahan-nya. Di Batak terdapat: “Ganjang abor ndang jadi surohan, jempek abor ndang jadi langkaan” (walaupun tinggi larangan orang tak boleh merangkak melewatinya, walaupun rendah orang tak boleh melangkahinya). Maksudnya, sebuah teks larangan (norma) harus dipatuhi bukan karena wujud fisik maupun cara meyampaikannya, melainkan karena makna pesan yang dikandungnya. Menurut adat Mandar hukuman harus dilakukan sesuai peribahasa: “Moaq diang poghereang, gereq-i di barona, daleqbaq tia mughereq ditondonna” (kalau ada yang harus disembelih, sembelihlah pada lehernya, jangan sembelih di punggungnya). Maksudnya, menghukum haruslah sesuai undang-undang, jangan menghukum secara tidak adil ataupun menyiksa.

Kebiasaan hujat-menghujat pemimpin di masa lalu agaknya memang sudah menjadi kebiasaan sejak dulu. Oleh karena itu para cerdik pandai di Batak jauh-jauh hari mengingatkan: “Niarit tarugi pora-pora, molo tinean uli, teanon ma dohot gora” (kalau kita mewarisi yang baik dari peninggalan seseorang, maka kita harus juga mau mewarisi yang buruk). Di Bali juga terdapat peribahasa yang mirip, yaitu: “Sang nami taler kapatunggingin utang sang matamiang” (yang mewarisi juga dibebani hutang yang mewariskan). Untuk apa hujat-menghujat terus dilakukan? Adakah kita merasa lebih baik, lebih bersih dari yang kita hujat? Rasanya mustahil, seperti dinyatakan peribahasa Lampung: “Sakecah-kecahni hapul di kadam, pagun wat hanatni” (sebersih-bersihnya kapur di penginangan, masih ada bekasnya juga). Mungkin, jawabannya adalah seperti disampaikan peribahasa Toraja ini: “Inde barana’ siulang, sendana sikande’; manarang umpiak bannang, umpa’ tallu baluak” (hubungan orang pintar dan bangsawan dapat menyelesaikan dan membuat hal yang sulit). Maksudnya, kepandaian dan kekuasaan apabila bersatu dengan baik akan membuat masyarakat tenteram karena berbagai permasalahan mudah diatasi, namun jika para cerdik pandai dan penguasa (pemimpin) beda pendapat (berseteru) akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat.

Mengapa belakangan di Indonesia semakin banyak terjadi perlawananan (kekerasan) dari kaum yang tertindas dalam menuntut haknya, tentulah karena jalan musyawarah semakin menyempit sehingga mereka memilih sikap seperti peribahasa Jawa: “Rawe-rawe rantas, malang-malang putung” (semua yang merintangi diberantas, yang menghalangi ditebas). Orang Madura pun punya: “Atembang poté mata ango’ potéya tolang” (daripada putih mata lebih baik putih tulang). Begitu juga orang Bali memiliki: “Limané anéh ngisiang tampul, ané anéhé ngisi pedang” (tangannya satu berpegang pada tiang/pedoman, yang satu lagi memegang pedang). Di Aceh terdapat: “Udep saree, matee sahid” (hidup penuh kehormatan, mati membela kebenaran Islam). Di Dayak Ngaju ada: “Musuh ela inggau, hasundan dia hadari” (musuh jangan dicari, bersua jangan dielakkan). Adat Batak menyatakan pula dengan tegas: “Monang mangalo musuh, talu mangalo dongan” (kepada musuh kita harus menang, kepada teman kita harus kalah). Di Riau ada: “Mencai musou kito nan tidak, kalau datang ditampung jugo” (mencari musuh bukanlah kita, kalau datang ditampung juga).

Meskipun demikian, seluruh etnis yang bermukin di Indonesia pada dasarnya sangat mendambakan kehidupan yang cinta damai, aman tenteram, rukun, penuh tenggang rasa dan saling menghargai satu sama lain. Cita-cita seperti tampak juga dalam peribahasa adat mereka. Seperti di Banjar memiliki: “Salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu” (satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher). Di Batak terdapat: “Holong manjalak holong, holong manjalak domu” (kasih sayang mencari kasih sayang, kasih sayang menciptakan persatuan). Di Bugis ada:“Akkai padammurupa natanréréko” (angkatlah sesamamu supaya engkau ditunjang). Di Dayak Ngaju terdapat: “Mantangan uras manaharep ambun, mahingkep uras kuman pasir” (telentang sama menadah embun, telungkup semua makan pasir). Di Jawa tertulis: “Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah” (rukun damai membuat sentausa, bertengkar membuat rusak atau kehancuran). Di Lampung terdapat: “Dang sebik ki tepik, dang beji jama si mena” (jangan risau karena tertinggal, jangan benci pada yang mendahului). Di Mandar ada peribahasa: “Atutui mappasung pau lao di tau” (hati-hati bila bertutur pada sesama manusia). Di Minahasa juga terdapat: “Esa ate umawangun banua” (satu hati akan memperindah desa / kampung). Di Sasak terdapat: “Sebumbung getih sagenggem isi senyari tolang” (berada dalam satu tabung, umpama daging jadi segenggam, upama tulang ukuran sejari). Maksudnya, menjadi rakyat hendaklah mau dan mampu menyesuaikan diri pada masyarakat lingkungan dan taat pada pemimpinnya. Di Sunda ada: “Kudu ngukur kana jujur, nimbang kana awak” ( mengukur dengan jujur, menimbang sesuai badan).

Sedangkan mengapa di Tanah Air kita sering terjadi semacam chaos yang berkepanjangan, mungkin peribahasa Bugis dapat dijadikan renungan: “Iya nanigesara’ ada’ ‘biyasana buttaya tammattikana balloka, tanaikatonganngamo jukuka, annyalatongi aséya” (jika dirusak adat kebiasaan negeri maka tuak berhenti menitik, ikan menghilang pula, dan padi pun tidak menjadi). Jikalau adat dilanggar berarti melanggar kehidupan manusia, yang akibatnya bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan, tetapi juga oleh segenap anggota masyarakat, binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta. Padahal, seperti halnya adat lain sudah mengingatkan, dalam adat Sunda pun tertulis: “Mun kiruh ti girang komo ka hilirna” (jika sudah keruh sejak hulu, di hilir akan lebih keruh lagi). Maknanya, jika pemimpinnya tidak baik, rakyat yang dipimpin akan lebih tidak baik lagi.

Oleh karena itu, sikap sementara masyarakat modern yang cenderung menyepelekan peribahasa yang tumbuh dan berakar pada adat bumi pertiwi, benar-benar sebuah “penyakit” yang diam-diam akan semakin merusak budhi-pekerti bangsa. Karena adat bukanlah penghalang kemajuan, seperti peribahasa Minang: “Adat nan tak lakang dek paneh, nan tak lapuak dek hujan” (adat tak lekang karena panas, tak lapuk karena hujan). Sebab, adat tak terpengaruh alam kebendaan (materi) dan dapat berintegrasi atau berasimilasi dengan budaya lain (nasional) demi kebaikan bersama. Sedangkan peribahasa Minang yang lain mengatakan: “Adat jo syarak kok bacarai, tampek bagantuang nan lah sakah, bakeh bapijak nan lah taban” (adat dan syarak kalau berpisah, tempat bergantung sudah patah, tempat berdiri sudah runtuh). Di Aceh juga terdapat: “Matee aneuk meupat jrat, matee adat pat tamita” (jika anak meninggal ada kuburannya, hilang adat tak ada gantinya).

Sekadar contoh di atas mungkin cukup untuk membisikkan, bahwa dalam pundi-pundi bangsa ini tersimpan ribuan nilai yang lumayan menakjubkan. Dan nenek-moyang kita telah mewariskannya serta-merta, tanpa minta honor atau royalti dari kita. Mereka pun membuat peribahasa itu dengan hati, dengan tulus, ikhlas dan jujur. Nah, luar biasa jika kita malah mengejek atupun membuangnya dengan semena-mena!

Jaringan Peer to Peer

Jaringan Peer to Peer adalah jaringan komputer dimana setiap komputer atau laptop dapat menjadi server dan bisa juga menjadi client (user).
 
Cara Mengkoneksikan Jaringan Peer to Peer

1. Menampilkan Icon Local Area Connection

Icon Local Area Network perlu Anda munculkan pada masing-masing komputer untuk memudahkan Anda Mendeteksikan hubungan yang terjadi dengan cara :

a. Klik dua kali icon Local Area Network di pojok kanan bawah monitor Anda atau pilih Star Menu kemudian pilih Connect To dan pilih Show All Connection .
b. Akan muncul jendela Network Connection.


c. Klik kanan icon Local Area Network lalu pilih Properties.

d. Selanjutnya akan ditampilkan kotal dialog Local Area Connection Properties seperti  yang terlihat pada gambar di bawah, kemudian pilih General dan beri tanda conteng bagian Show icon notification area when conneccted dengan cara mengklik-nya agar bila terhubung  antar komputer icon Local Area Connection akan munculkan.
e. Klik tombol Ok untuk Mengakhiri.

2. Memberi Alamat Pada Masing-Masing Komputer.

Komputer yang berhubungan ke jaringan harus di beri alamat atau ebih di kenal dengan IP Address) agar di kenali oleh komputer anggota jaringan. Berikut adalah langkah-langkah untuk memberi IP Address pada komputer yang menggunakan OS Windows XP.

a. Buka Jendela Local Area Connection, Pilih Properties.

b. Kemudian pilih General, selanjutnya pada bagian This Connections user the following items klik pilihan Internet Protocol (TCP/IP). Ingat klik tulisannya bukan pada kotak check-nya, setelah itu klik tombol Properties. Lihat pada gambar di bawah ini sebagai ilustrasinya.
c. Akan muncul jendela Internet Protocol (TCP/IP) Properties. Klik lingkaran pilihan Use the following IP Address setelah itu pada bagian IP Address isi dengan 192.168.1.1 dan pada bagian Subnet mask isi dengan 255.255.255.0 (biasanya muncul secara otomatis). Untuk isian yang lain kosongkan saja.

d. Klik tombol Ok untuk menutup jendela Internet Protocol (TCP/IP) lalu klik tombol Close untuk menutup jendela Local Area Connection Properties.

Setelah menyelesaikan tahap ini, berikan IP Address untuk komputer satunya, tetapi ganti angka paling belakang dengan angka 2, sehingga Anda akan memiliki dua nomor IP Addres yaitu 192.168.1.1 untuk komputer 1 dan 192.168.1.2 untuk komputer 2 Anda. Untuk Subnet mask-nya sama-sama menggunakan 255.255.255.0

3. Menghubungkan Komputer

Berikut nya saat menghubungkan 2 komputer dengan metode peer to peer. Langkah-Langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Masukkan ujung kabel yang satu ke lubang konektor RJ-45 pada LAN Card komputer 1 dan ujung lainnya ke LAN Card di komputer 2.

b. Selanjutnya perhatikan pojok kanan bawah kedua monitor komputer Anda, pada icon Local Area Connection akan di perlihatkan proses pencarian keberadaan komputer lain dengan cara mengenali IP Address masing-masing komputer. Jika berhasil maka tanda silang pada icon Local Area Connection akan hilang.

Selamat Anda telah berhasil membuat koneksi antar dua komputer.
 
Sumber : - http://laksamana-embun.blogspot.com/2009/03/jaringan-peer-to-peer.html

SISTEM OPERASI JARINGAN

Sesuai fungsi komputer pada sebuah jaringan, maka tipe jaringan komputer dibedakan menjadi dua tipe:

1.Jaringan peer to peer
2.Jaringan clien/server

Jaringan peer to peer

- Setiap komputer yang terhubung pada jaringan dapat berkomunikasi dengan
komputer-
komputer lain secara langsung tanpa melalui komputer perantara.
- Pada jaringan ini sumber daya terbagi pada seluruh komputer yang terhubung
dalam
jaringan tersebut, baik sumber daya yang berupa perangkat keras maupun perangkat
lunak dan datanya
- Komputer yang terhubung dalam jaringan peer to peer pada prinsipnya mampu untuk
bekerja sendiri sebagai sebuah komputer stand alone
- Tipe jaringan seperti ini sesuai untuk membangun sebuah workgroup dimana masing-
masing penguna komputer bisa saling berbagi pakai penggunaan perangkat keras.

Jaringan clien server

- Terdapat sebuah komputer berfungsi sebagai server sedangkan komputer yang lain
berfungsi sebagai client
- komputer server berfungsi dan bertugas melayani seluruh komputer yang
terdapat
dalam jaringan tersebut.
- Sedangkan komputer client (workstation) sesuai dengan namanya menerima lanyanan
dari komputer server


Untuk membangun suatu jaringan client-server diperlukan beberapa bagian:
- Suatu komputer sebagai pusat data yang disebut sebagai file-server
- Komputer sebagai tempat kerja yang disebut sebagai workstation
- Peralatan jaringan seperti network interface card, hub dan lainnya
- Media penghubung antarkomputer
- System operasi jaringan seperti Windows 2000 server, windows NT server, NetWare,
unix, dan lainnya
- System operasi untuk workstation seperti DOS, Windows 3.1x, windows 9x, windows
NT workstation, OS2, dan lainnya

Pada sistem operasi jaringan menyediakan fungsi khusus untuk :
- menghubungkan sejumlah komputer dan perangkat lainnya ke sebuah jaringan
- mengelola sumber daya jaringan
- menyediakan layanan
- menyediakan keamanan jaringan bagi multiple users

Sistem operasi oleh jaringan client/server yang umum digunakan:
- Windows NT Server family (Windows Server 2000 dan 2003), Novell NetWare,
dan Unix/Linux
- Windows 98, Windows 2000 professional, Windows XP professional, dan Windows
NT Workstation tidak digunakan oleh server, tetapi dapat digunakan untuk
menyediakan sumber daya untuk jaringan, seperti dapat mengakses file dan printer

Sumber: - elearning.if.its.ac.id/file.php/57/pertemuan_06.ppt
- hantoro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Sistem+Operasi+Jaringan.ppt

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds