Soft Skill adalah nama lain dari “Emotional Intelligence Quotient”, yang merupakan sejumlah kemampuan kepribadian yang dibutuhkan dalam hal mencari kerja dan kesuksesan dalam berorganisasi. Yang dimaksudkan dengan kemampuan soft skills diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi, etika, kemampuan berbicara dan berbahasa dan lainnya. Kini, kemampuan soft skills ini banyak dicari oleh perusahaan dan diharapkan dipenuhi persyaratannya oleh para pencari kerja.
Soft skills ini juga dinamakan dengan interpersonal skills, yang merupakan cakupan dari : kemampuan berpartisipasi dalam tim, kemampuan untuk mengajar, pelayanan, kemampuan untuk memimpin, negotiasi, toleransi dan motivasi.
Maka bisa dikatakan, secara umum, kemampuan soft skills terdiri atas :
1. Etika kerja yang positif
2. Tingkah laku yang baik
3. Keinginan untuk terus belajar dan berlatih
Semua ini bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian yang dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills :
1. Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2. Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
3. Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4. Berlatih menghadapi kritik
5. Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6. Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill, karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia lainnya, yaitu :
1. Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2. Menghargai orang lain
3. Belajar mendengarkan orang lain
4. Berkomunikasi dengan jelas
5. Penuhi diri dengan rasa humor
6. Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di lingkungan. Daripada katakanlah seseorang yang pandai secara akademis,namun tidak mau menghargai orang lain.
Di era globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan pengertian masih menjadi faktor utama, yang menjadikan manusia tetap menjadi manusia yang sesungguhnya.

sumber : http://www.stkippasundan.ac.id/articles.php?article_id=10

Setiap manusia pasti tidak ada yang sempurna, bahkan dalam keseharian kita pasti ada kelakuan kita yang baik dan buruk.Untuk tugas bahasa indonesia saya harus mencari pendapat-pendapat dari teman-teman tentang saya, baik dari sisi positif dan negatifnya.Dan jawaban mereka bermacam-macam :

Dari sisi negatif :
- Sensitif
- Kadang ga jelas
- Kadang so tau,,hehe
- Cuek
- Belum bisa dewasa
- Gak tepat waktu klo janji

- Cepat tersinggung

Dari sisi positif :
- Baik
- Sabar
- Bisa diandelin jd kiper,,haha (klo maen futsal...)
- Kadang pinter..
- Ambisius
- Natural
- Enak di ajak ngobrol
- Rajin
- Setia kawan
- Ramah
- Bisa di ajak becanda..

Terima kasih banyak sudah mau membantu saya dalam mengerjakan tugas ini. Maaf kalau ada yang kurang baik dari sisi positif dan negatifnya. Semua pendapat kalian sangat bermanfaat bagi diri saya pribadi, karena saya dapat memperbaiki sisi-sisi negatif dan mempertahankan sisi-sisi positif saya sehingga bisa menjadi lebih baik.
Silahkan beri comment jika sudah mengenal saya dan yang belum juga bisa….!!!

“Waktu adalah pedang, potonglah ia sebelum ia memotongmu” (Al Hadits)

“Waktu adalah uang” (Peribahasa Barat)

Waktu, apa yang ada di pikiran anda??
Waktu harus bisa kita manfaatkan sebaik mungkin, walaupun hanya sedetik. Tanpa waktu kita tidak tahu aktifitas apa yang harus kita lakukan.
Setiap orang pasti menginginkan sesuatu yang baik kemudian hari dengan waktu kita bisa mendapatkan itu semua, kita berusaha dengan baik dengan belajar sampai dinyatakan lulus kuliah lalu kita bekerja keras banting tulang untuk masa depan dan akhirnya kita bisa merasakan hasilnya dikemudian hari.
Tanpa waktu kita tidak dapat meraih semua itu.

Yakinlah pada diri kita sendiri bila kita mampu mengatur waktu kita tidak akan merugi dikemudian hari dan kita termasuk orang-orang yang beruntung bila kita mampu memanfaatkan waktu.

Menurut saya kritikan adalah sebuah masukan yang mesti diperbaiki atau rubah untuk diri saya sendiri, dengan dikritik saya bisa mengetahui kekurangan apa yang ada pada diri saya yang mesti saya perbaiki atau rubah.
Biasanya saya menerima kritikan tersebut kalau menurut saya bisa merubah diri saya dan saya akan berfikir dua kali bila kritikan tersebut tidak masuk akal atau negatif.
Manusia pasti ada kekurangan, maka dari itu saya bersyukur apa yang sudah diberikan oleh Tuhan dan harus menutupi kekurangan kita dengan kelebihan yang kita punya tanpa merubah yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Ini bisa menjadi motivasi saya untuk berubah dari sebelumnya dan ada kata mutiara yang berbunyi  "Hari Ini Harus Lebih Baik Dari Hari Kemarin".

Kritik sering kali meninggalkan rasa tidak enak, baik pada si pemberi kritik ataupun penerimanya, Itu sebabnya, kritik harus disampaikan dengan cara efektif agar tidak menjadi ajang pelampiasan ego si pengritik, atau malah melukai perasaan si penerima kritik.
Seni penyampaian kritik yang benar hendaknya berupa kritik membangun untuk menolong orang yang dikritik melakukan tugas dengan lebih baik. Ada delapan hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan kritik.

  1. Berdua Saja

    Hindarkan mengritik seseorang di depan umum. Bahkan, usahakan tidak mengatakan kritikan tersebut bila ada satu saja orang lain di sekitar situ yang mungkin bisa mendengarnya. Karena, hal itu bisa melukai ego orang yang Anda kritik. Padahal, kalau Anda ingin kritikan itu berhasil, jangan membuat ego orang yang Anda kritik melawan. Prinsipnya, kritiklah seseorang di punggung umum, dan sampaikan pujian di muka umum.
  2. Awali dengan Pujian

    Kata-kata manis dalam bentuk pujian mempunyai pengaruh dalam menciptakan suasana yang bersahabat. Ini akan membuat orang yang akan dikritik merasa senang dan mengendorkan pertahanan dirinya. Pujian membuka pikiran orang terhadap kritik yang diberikan.
  3. Nothing’s Personal

    Kritiklah perbuatannya, bukan orangnya. Dengan begitu, Anda tak hanya menjaga perasaan orang yang Anda kritik, tapi juga menyelamatkan egonya. Selain mengarahkan kritik Anda pada perbuatannya, pada saat yang sama Anda bisa memberi pujian dan menguatkan egonya. Anda bisa mengatakan, “Saya tahu dari pengalaman yang lalu bahwa kesalahan ini tidak biasa terjadi pada diri Anda:”
  4. Berikan Jawabannya

    Ketika Anda memberi tahu orang lain tentang kesalahannya, Anda pun berkewajiban memberi tahu cara melakukan yang benar. Penekanan dari kritik Anda sesungguhnya bukan pada kesalahannya, tapi pada cara memperbaikinya dan menghindari kesalahan itu terulang kembali. Salah satu keluhan terbesar dari orang yang dikritik adalah “Saya tidak tahu apa yang diharapkan dari saya.”
  5. Jangan Menuntut

    Anda akan mendapat kerja sama lebih besar dengan cara meminta daripada menuntut orang yang Anda kritik. Kalimat, ”Bersediakah Anda memperbaikinya?” jauh terdengar lebih enak di telinga dan tak menimbulkan rasa kesal, ketimbang Anda mengatakan, “Kerjakan sekali lagi dan kali ini saya ingin Anda mengerjakannya dengan benar!” Anda akan mendapatkan banyak hal positif jika merangsang keinginan orang yang Anda kritik untuk berubah, daripada mengeluarkan perintah agar ia berubah.
  6. Tak Perlu Merembet

    Meminta perhatian atas suatu kesalahan hanya dapat dibenarkan satu kali. Maksudnya, kritiklah sekali saja. Dua kali tidak perlu, tiga kali sudah mengganggu. Ingatlah tujuan Anda mengkritik adalah untuk menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk memenangkan pertarungan ego. Bila Anda tergoda untuk mengungkit-ungkit masalah lama atau kesalahan yang sudah lewat dan sudah selesai, ingatlah bahwa cara yang Anda lakukan tidak efektif.
  7. Cara Bersahabat

    Persoalan belum tuntas jika belum diselesaikan dengan baik dan dengan cara bersahabat. Jangan biarkan persoalan menggantung dan baru dibahas lagi di kemudian hari. Selesaikanlah. Akhirilah dengan pernyataan, “Ok, sepertinya kita bisa ya, mengatasi persoalan ini. Anda pasti bisa, dan saya pasti membantu”. Atau, “Saya tahu saya bisa mengandalkan Anda.” Ini adalah aturan paling penting dari tujuh poin tadi.
  8. Diam

    Diam bukan berarti tidak berbuat, tetapi mengkritik perbuatan seseorang yang sudah berbagai cara/teknik untuk dikritik dan perbuatan seseorang itu tidak juga berubah.

    Sumber : http://mirianto.com/articles/seni-mengkritik-tanpa-membuat-orang-sakit-hati/

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds